AFB - Filosofi pembuatan batik yang memerlukan kesabaran dan keharmonisan merupakan cermin kuat dari kepribadian Nelson Mandela. Nelson Mandela dikenal sebagai tokoh yang gemar mengenakan batik.
Peraih Nobel Perdamaian 1993 ini memakai kemeja bermotif batik pada banyak acara resmi, termasuk pada acara penutupan Piala Dunia 2010 yang digelar di negara kelahiran dan tanah penjuangannya, Afrika Selatan.
Perkenalan pertama Mandela dengan batik berawal ketika ia berkunjung ke Indonesia pada 1990 beberapa bulan setelah ia dibebaskan dari penjara di Pulau Roben. Indonesia termasuk salah satu negara pertama yang dikunjungi Mandela yang saat itu menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC).
Tak lama setelah mendarat di Jakarta, pemerintah Indonesia memberinya cinderamata berupa kemeja batik yang kemudian ia kenakan saat bertemu dengan Presiden Soeharto.
Menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan Sugeng Rahardjo, Nelson Mandela akhirnya menyukai semua motif batik, dan filosofi dari pembuatan batik inilah yang bisa ditarik dengan kepribadian Mandela. Batik mencerminkan kesabaran dan keharmonisan dalam menentukan corak dan warna. Inilah ciri kepribadian Mandela.
"Kesabaran ini dibuktikan dengan keteguhan hatinya untuk memperjuangkan kesetaraan untuk masyarakat Afrika Selatan dan harus dipenjara selama 27 tahun. Penantian 27 tahun ini tentunya akan melemah bila tidak ada kesabaran," kata Sugeng kepada BBC Indonesia.
Sejak mendapatkan hadiah batik dari Indonesia itu, Mandela terkesan dengan warna dan corak batik dan mulai mengenakannya sebagai simbol kedekatan Indonesia dan Afrika Selatan, imbuh Sugeng.
Kecintaan Mandela pada batik juga dipuji oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai sesuatu yang mengubah pandangan masyarakat Indonesia dan juga dunia tentang batik. "Khusus Indonesia, sangat penting mengubah budaya kita, antara lain bagaimana kita menghargai beliau karena dalam kondisi apa pun beliau pakai batik. Itu sangat kita hargai," kata JK, sapaan akrab dari Jusuf Kalla, yang mengaku selalu mencontohkan Mandela jika meminta orang agar mengenakan batik. "Saya mengutip, Mandela saja menghormati batik dan memakai batik di PBB apalagi kita. Merubah kondisi di Indonesia juga. Luar biasa," tandasnya.
Meski Mandela kerap mengenakan batik, namun tidak serta merta membuat rakyat Afrika Selatan juga ikut berminat terhadap karya asli bangsa Indonesia ini. Hal tersebut dikarenakan rakyat negara itu terlalu menghormati Mandela sehingga segan untuk meniru tokoh idolanya tersebut.
Minat masyarakat Afrika Selatan terhadap batik baru mulai meningkat terutama sejak Mandela tidak lagi menjabat sebagai presiden. "Awalnya masyarakat tidak ingin menggunakan batik seperti beliau, karena beliau itu tokoh dan masyarakat segan untuk meniru beliau," kata Michael Pasaribu, warga Indonesia yang memiliki kios batik di Pretoria.
"Namun setelah beliau tidak aktif lagi di kantor presiden, banyak yang mulai tertarik dan menanyakan di mana bisa membeli batik," tambahnya. Menurut Michael, kedutaan besar Indonesia di Afrika Selatan sering mengadakan bazar untuk menampung minat masyarakat terhadap batik.
IndonesiaKu...
No comments:
Post a Comment
Sorry .....
Comments received will be moderated in advance. Suggestions, Criticism and rejection can you comments it during use wise words and not SARA contains elements or word- profanity, comments will displayed.
Thanks...