AFB - Tekad TNI mewujudkan kekuatan esensial minimum-nya pelan-pelan mulai terwujud, sejalan dengan kedatangan dua unit pesawat latih-taktis jet tempur T-50i Golden Eagle, di Pangkalan Udara Utama Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.
Kedatangan kedua "Elang Emas" ini dilakukan setelah menempuh penerbangan feri dari pabriknya, Korean Aviation Industries, di Sacheon, Gyeongsang, Korea Selatan, melalui Taiwan dan Filipina, sejak beberapa hari sebelumnya.
Adalah Panglima Komando Operasi Udara II TNI AU, Marsekal Muda TNI Agus Supriatna, yang menyambut kedua unit T-50i di hanggar Skuadron Udara 15 di pangkalan udara itu, demikian keterangan tertulis TNI AU.
T-50i yang potongannya sangat mirip dengan F-16 Fighting Falcon itu memang ditujukan menggantikan peran Hawk Mk-53 buatan British Aerospace, yang telah berdinas sejak pertengahan dasawarsa '80-an. Pesawat bermesin jet tunggal dengan awak 2 orang itu termasuk jet latih tempur canggih. Kecepatan jelajahnya pun bisa mencapai 1,5 kali kecepatan suara.
Secara kemampuan, T-50i Elang Emas yang menjadi "juara" menyingkirkan pesaing-nya, Yakovlev Yak-130 Mitten (Rusia) dan Aermacchi M-346 (Italia) memang seolah menjadi "jembatan" antara tempur taktis, latih jet tempur, dan patroli terbatas, serang udara-darat dan udara-udara, menuju tempur strategis-taktis Sukhoi Su-27Flanker series.
Sesuai dengan azazinya sebagai tempur taktis, kedua T-50i Golden Eagle --Indonesia menjadi operator pasti pertama internasional-nya diberi kodifikasi TT di sayap tegak pesawat tempur berukuran cukup mungil hasil kolaborasi KAI dengan Lockheed Martin (pengembang kini F-16 Fightning Falcon).
Dengan begitu, kedua T-50i Golden Eagle alias Elang Emas yang diterbangkan penerbang uji KAI, Kwon Huiman, dan Lee Dong-kyo itu diberi kode tempur TT-5003 dan TT-5004. Dua angka pertama setelah huruf TT menunjukkan tipenya (T-50i), dan dua angka terakhir menunjukkan nomer urutnya.
Yang menarik, sesuai keterangan Dinas Penerangan TNI AU, sebelum menyentuh landasan pacu pangkalan penempur TNI AU itu, kedua Elang Emas itu dikawal di udara oleh pesawat-pesawat tempur yang akan dia gantikan, yaitu dua Hawk Mk-53 Skuadron Udara 15, membentuk Hawk flight.
Pengawalan sekaligus pen-jemputan kehormatan itu dilakukan langsung Komandan Skadron Udara 15, Letnan Kolonel Penerbang Wastum dan second seater-nya, Mayor Penerbang Hendra. Masih didampingi di pesawat Hawk Mk-53 kedua, yang di piloti Kapten Penerbang Gultom dan Letnan Satu Penerbang Yudistira.
Setelah bergabung di udara, keempat pesawat tempur TNI AU itu membentuk formasi kotak (box formation) dengan Hawk flight menjadi pimpinan penerbangan. Mereka terbang lintas dengan suara gemuruh mesin di udra hanggar dan kompleks Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi.
No comments:
Post a Comment
Sorry .....
Comments received will be moderated in advance. Suggestions, Criticism and rejection can you comments it during use wise words and not SARA contains elements or word- profanity, comments will displayed.
Thanks...