Showing posts with label Malaysia. Show all posts
Showing posts with label Malaysia. Show all posts

Tuesday

32 Anoa "Rimau" Pesanan Malaysia

AFB - PT Pindad (Persero) semakin sibuk menerima tawaran atau pesanan mobil tempur panser jenis Anoa, salah satunya dari Malaysia. Negeri Jiran ini berharap bisa segera memboyong 32 unit seharga miliaran rupiah itu.

Panser Anoa merupakan salah satu produk kendaraan berlapis baja unggulan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbasis di Bandung. Pindad sendiri merupakan perusahaan manufaktur yang menyediakan berbagai produk mesin seperti generator, senjata, kendaraan tempur, amunisi untuk militer.

Menurut Direktur Utama Pindad, Adik Avianto Soedarsono, proses kesepakatan order dengan Malaysia telah melewati tahapan mulai dari konsep, pengiriman delegasi Malaysia ke Indonesia, uji coba, sertifikasi hingga tahapan negosiasi.

"Jadi tinggal satu proses lagi, yaitu proses administrasi. Kami tinggal menunggu legal binding, dan kontrak penawaran tanpa syarat (unconditional letter of offer) dari pihak Malaysia," ungkap dia saat dihubungi.
Lebih jauh Adik menjelaskan, pihaknya tidak bisa memproduksi Panser Anoa pesanan Malaysia bila proses terakhir itu belum terlaksana. Pasalnya ini menyangkut prosedur atau perizinan dalam pembelian perlengkapan militer antar negara.

"Malaysia memang minta 32 unit Panser Anoa tersebut bisa dikirim tahun ini. Tapi kami tidak mau kalau proses administrasi belum dipenuhi, sebab produksi Panser paling cuma perlu waktu 2 bulan. Yang lama itu mendatangkan onderdil, pelek dengan waktu 8 bulan," papar dia.

Wednesday

PT.DIRGANTARA INDONESIA Joint Development NC212i Dengan AIRBUS MILITARY















Jakarta (AFB) - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Airbus Military baru saja melakukan Joint Development untuk pembagunan pesawat NC212i. Hal ini menandakan bahwa PT DI sudah setara dengan Airbus.


"Hari ini kita tandatangan joint development dengan Airbus Military untuk produksi pesawat NC212i," ucap Direktur Utama PT DI Budi Santoso ketika ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA '13), Langkawi, Malaysia.

Dikatakan Budi, penandatanganan tersebut merevisi dari kerjasama pembangunan pesawat yang dulu namanya CASA ini hanya berupa lisensi saat ini menjadi profit sharing. "Jadinya, produksi NC212i ini tidak lagi di Prancis tetapi di Indonesia. 

Dengan produksi di Indonesia kita jauh lebih banyak untung karena akan melibatkan banyak tenaga kerja dalam negeri untuk membuat pesawat. Jadi nantinya Airbus sendiri buat NC212i, PT DI juga buat NC212i dengan spesifikasi yang sama," ujarnya.

Walaupun sama-sama produksi pesawat yang sama, PT DI dengan Airbus Military melakukan pemasaran yang berbeda. "NC 212i buatan PT DI hanya boleh jual di Asia Pasific, kalau Airbus hanya boleh jual di Afrika, Amerika Timur dan Eropa. Tidak bersaing seperti dulu lagi. 

Banyak manfaatnya dan saat ini jika ada yang coba menyerang PT DI sama saja menyerang Airbus, karena kita sudah sejajar," katanya.




Detik.

Tuesday

Turki Punya Pesawat Anti Kapal Selam Buatan PT Dirgantara Indonesia


(AFB- Turki ternyata memiliki salah satu pesawat canggih buatan Indonesia yakni CN235 ASW yang diciptakan untuk mendeteksi kapal selam. CN235 ASW merupakan kependekan dari Anti-Submarine Warfare.

"Turki itu punya pesawat buatan kita yang diciptakan untuk anti kapal selam," kata Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia, Sonni Ibrahim, ketika ditemui disela acara The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia.

Dikatakan Sonni, pesawat tersebut memang didesain khusus untuk anti kapal selam karena memiliki dua buah torpedo.

"CN235 ASW ini memiliki sonar dan radar yang bisa mendeteksi keberadaan kapal selam musuh, ketika terdeteksi musuh di dalam laut, dari atas pesawat torpedo dijatuhkan dan dibelakang torpedo ada parut nya, setelah jatuh ke laut torpedo langsung mengejar musuh karena juga memiliki radar di dalamnya," ungkap Sonni.

Selain itu, Turki juga punya pesawat buatan PT DI jenis CN235 yang tidak memiliki torpedo.

"CN235 yang biasa juga beberapa dimiliki Turki, Malaysia juga ada, ini yang tanpa rudal, tapi kegunaannya untuk mendeteksi keberadaan musuh, CN235 ini seperti komando, menentukan target musuh dimana, berapa pasukan yang perlu dibawa, pesawat jenis apa yang digunakan untuk menyerang," jelas Sonni.

Namun sayangnya, negara seluas Indonesia dan produknya dibuat sendiri di dalam negeri, tetapi tidak ada satu pun jenis CN235 ASW yang dimiliki Indonesia. "Indonesia belum punya," tandas Sonni.