Showing posts with label PT DI. Show all posts
Showing posts with label PT DI. Show all posts

Thursday

Military News: Indonesian firm wins PAF aircraft supply deal


AFB - The Air Force is acquiring two new light lift aircraft from Indonesia to boost the delivery of supplies and personnel to remote areas.

Indonesian firm PT Dirgantara Indonesia has won the bidding for the light lift fixed-wing aircraft acquisition project, worth P814 million.
The STAR learned that the defense department issued the notice of award for the project early this month.

Air Force spokesman Col. Miguel Okol said the aircraft could land even in areas that do not have airstrips.

Larger planes like the C-130 and medium lift fixed-wing planes require long runways.
“The light lift fixed aircraft can bring more goods than helicopters.

It can operate in areas with small runways,” Okol told The STAR yesterday.

He said the plane is more flexible, particularly during disaster response operations.

Monday

Filipina Pesan Pesawat Militer NC212i Buatan PT.Dirgantara Indonesia


AFB - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), berhasil memenangkan tender pengadaan pesawat untuk militer Filipina.

Perusahaan milik negara yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat, ini siap menjual 2 unit pesawat tipe NC212i dengan nilai US$ 18 juta atau setara 820 juta peso.

"Kita menang 2 unit NC212i di proyek Light Lift Aircraft nilai budget US$ 18 juta," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman Saleh dalam keterangannya.

Tender pengadaan pesawat ini diadakan oleh Kementerian Pertahanan Filipina untuk keperluan Angkatan Udara.

Wednesday

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Serahkan Pesawat CN235 MPA Pesanan TNI AL

AFB - TNI Angkatan Laut resmi mengoperasikan pesawat CN235 versi MPA atau patroli maritim setelah diserahterimakan dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang berlangsung di Hanggar PT DI Kota Bandung, Rabu.Serah terima pesawat CN235 MPA pertama di lingkungan TNI AL tersebut dilakukan dari Dirut PT DI Budi Santoso kepada Kabaranahan Kementerian Pertahanan RI Laksamana Muda TNI Rachmat Lubis.
Penyerahan pesawat itu dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, KSAL TNI-AL Laksamana TNI Dr Marsetio Danpusenerbal Laksamana TNI I Nyoman Nesa, Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo dan Aslog TNI AL Laksamana Muda TNI Sri Handayanto.

"Pesawat CN 235 MPA yang diserahkan ini merupakan yang pertama dari tiga unit pesanan pesanan Kementerian pertahanan yang kontrak jual belinya pada Desember 2009. Pesawat ini akan dioperasikan oleh Puspenerbal yang berpangkalan di Lanud AL Juanda Surabaya," kata Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Penempatan pesawat itu, kata Purnomo berdasarkan posisi strategis untuk mengoperasikan pesawat itu untuk bisa berfungsi dan bertugas intensif dan strategis dalam melakukan pengawasan perairan Indonesia.
Pesawat itu merupakan CN235 MPA pertama yang dioperasikan oleh TNI AL untuk mengawasi dan melindungi laut Indonesia.

Saturday

PT Dirgantara Indonesia Kembangkan Helikopter Serang Sekelas Apache


AFB - Kementerian Pertahanan akan mendorong PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk mengembangkan helikopter serang, menyusul rencana pemerintah Indonesia membeli delapan unit helikopter serang Apache AH-64 dari Amerika Serikat untuk TNI Angkatan Darat. Yang dibutuhkan satu skuadron helikopter serang atau sebanyak 16 unit," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, yang ditemui sesaat setelah peluncuran buku yang ditulis anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berjudul "Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan" di Jakarta.


Ia lantas menjelaskan,"Kalau kita beli delapan unit helikopter Apache, berarti baru setengah skuadron. Mungkin ada kombinasi, seperti halnya pesawat tanpa awak (UAV), setengah skuadron-nya merupakan buatan dalam negeri." Pengembangan helikopter serang yang dibangun oleh PT DI, kata dia, diharapkan spesifikasi dan kemampuannya tak jauh berbeda dengan helikopter Apache. "Mungkin spesifikasi-nya masih di bawah Apache, tetapi kemampuannya tak begitu jauh," kata Menteri pertahanan.

Monday

Konsep Pesawat Tempur Kerjasama Indonesia-Korea Selatan


AFB - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali melanjutkan pengembangan jet tempur hasil kerjasama antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan. Pada pengembangan tahap I telah dihasilkan 2 konsep jet tempur yang siap dikembangkan untuk tahap selanjutnya.

Berikut ini adalah gambar konsep jet tempur karya putra-putri Indonesia yang diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Tampak ada sedikit perbedaan di ekor pesawat di antara dua konsep tersebut.

Manager Komunikasi Dirgantara Indonesia Sonny S Ibrahim menjelaskan, technology development atau pengembangan teknologi yang berada di tahap I telah tuntas dilakukan. Pada tahap ini dihasilkan dua model.

Wednesday

Pesawat Made in Bandung di Minati Negara Asean



AFB - Pesawat terbang produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) ternyata dibutuhkan dan diincar oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara. 

Pasca melakukan ASEAN Roadshow dari tanggal 22-31 Mei 2013 ke 6 negara Asia Tenggara, pesawat terbang tipe CN235, NC212 dan CN295 versi sipil dan militer yang diproduksi di Bandung Jawa Barat tersebut masuk daftar pesawat yang telah dan akan digunakan oleh beberapa negara.

Direktur Niaga dan Restrukturisasi Dirgantara Indonesia Budiman Saleh menjelaskan, saat kunjungan ke Filipina, terdapat kebutuhan pengadaan program pesawat berbadan kecil dan sedang seperti Light Lift Aircraft NC212/NC212i military transport dan rencana pengadaan program Long Range Patrol Aircraft CN235 Anti Submarine Warfare (ASW). Filipina juga melirik pesawat versi terbaru Dirgantara Indonesia yakni CN 295.

"Sebagai catatan, PTDI sudah memiliki pengalaman memproduksi 20 unit Maritime Surveillance Aircraft (MSA), Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan Anti Submarine Warfae (ASW) dengan menggunakan platform CN235. Pengadaan kedua jenis pesawat di atas sudah dipilih oleh user untuk menggunakan skema G2G antar pemerintah Pilipina dan Indonesia. Rencana pengadaan program Medium Lift Aircraft CN295. Diharapkan ketiga program tersebut dapat dilaksanakan secepatnya," ucap Budiman.

Monday

Senegal Berminat Membeli Pesawat CN-235 220 Buatan Bandung


AFB - Pemerintah Senegal berminat membeli dua pesawat CN-235 versi 220 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Pesawat itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan VIP dan transportasi udara.

"Hal itu ditegaskan Menteri Angkatan Bersenjata Senegal Augustine Tine saat bertemu delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) antara DPR dan Parlemen Senegal di Kantor Kementerian Angkatan Bersenjata Senegal," kata Pimpinan Delegasi DPR Tantowi Yahya.

Pemerintah Senegal juga ingin memulai kerja sama di bidang pertahanan. Melalui pelatihan bagi perwira militer dan polisi. Selain juga upaya penguatan kerja sama di bidang politik terkait pemilu dan peran parlemen.

Friday

Pesawat Tempur Rancangan PT DIRGANTARA INDONESIA


AFB - Diam-diam, Indonesia Rancang Pesawat Tempur Sejak 2010 Indonesia terus berusaha meningkatkan persenjataan militernya, termasuk juga membangun pesawat tempur sendiri. Saat ini Indonesia masih mengandalkan pembelian pesawat tempur dari Rusia yakni Sukhoi 30.

Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Sonni Ibrahim mengatakan, sejak 2010 lalu Indonesia sudah mulai merancang pesawat tempur sendiri.

"Indonesia saat ini sudah memulai proses perancangan pesawat tempur. Proyek ini sudah dimulai sejak 2010 lalu," kata Sonni ketika ditemui detikFinance diacara Airshow The 12th Langkawi Internasional Maritime and Exhibition, Malaysia.

Proyek ini merupakan proyek negara dan PT DI sebagai BUMN produsen pesawat ikut berpartisipasi di dalamnya.

"Saat ini prosesnya sudah menyelesaikan tahap I yakni tahap teknologi dan development. Tahap ini dimulai sejak 2010 lalu dan Desember 2012 sudah selesai. Saat ini kita masuk dalam tahap ke II yakni Tahap Go no Go," ungkap Sonni.

Seperti diketahui, Indonesia terus meningkatkan peralatan militernya, sejak 2012-2014 setidaknya akan ada 60 pesawat tempur berbagai jenis dimiliki Indonesia. Indonesia juga saat ini mempunyai beberapa pesawat tempur mulai dari F5, F16, Sukhoi, Su30, dan lainnya.

RI Butuh 11 Tahun Untuk Rancang Pesawat Tempur Sendiri

Indonesia diam-diam tengah merancang pesawat tempur sendiri dengan melibatkan BUMN produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sejak 2010. Butuh waktu 11 tahun untuk menyempurnakan rancangan pesawat tempur ini.

Adapun pesawat tempur yang sedang dirancang Indonesia bernama Indonesia Fighter X (IFX). "Namanya IFX yakni Indonesia Fighter X. Jadi X itu nanti nama seri tersendiri," kata Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Sonni Ibrahim kepada detikFinance ketika ditemui di acara Airshow The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia.

"Proyek ini dimulai sejak 2010, sekarang sedang memasuki tahap ke II yakni tahap Go no Go," ucapnya.

Setidaknya untuk menyelesaikan proyek IFX ini harus melalui 4 tahapan.

"Tahapan I Teknologi and Development, tahap ini sudah selesai pada Desember 2012, lalu Tahap II Go no Go saat ini kita ditahap ini, Tahap III yakni tahap Enginering Development, Prototipe dan Sertifikasi dan tahap terakhir tahap IV produksi, semuanya ini memakan waktu 11 tahun, dan Indonesia akan punya pesawat tempur buatan sendiri," ungkapnya lagi.

Saat ini peran PT DI bersama TNI dan pemerintah adalah ikut mendesain IFX. "Kami (PT DI) sudah mulai kerja dengan memasuki tahap kerja detil," tandasnya.

Detik.

Wednesday

PT.DIRGANTARA INDONESIA Joint Development NC212i Dengan AIRBUS MILITARY















Jakarta (AFB) - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Airbus Military baru saja melakukan Joint Development untuk pembagunan pesawat NC212i. Hal ini menandakan bahwa PT DI sudah setara dengan Airbus.


"Hari ini kita tandatangan joint development dengan Airbus Military untuk produksi pesawat NC212i," ucap Direktur Utama PT DI Budi Santoso ketika ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA '13), Langkawi, Malaysia.

Dikatakan Budi, penandatanganan tersebut merevisi dari kerjasama pembangunan pesawat yang dulu namanya CASA ini hanya berupa lisensi saat ini menjadi profit sharing. "Jadinya, produksi NC212i ini tidak lagi di Prancis tetapi di Indonesia. 

Dengan produksi di Indonesia kita jauh lebih banyak untung karena akan melibatkan banyak tenaga kerja dalam negeri untuk membuat pesawat. Jadi nantinya Airbus sendiri buat NC212i, PT DI juga buat NC212i dengan spesifikasi yang sama," ujarnya.

Walaupun sama-sama produksi pesawat yang sama, PT DI dengan Airbus Military melakukan pemasaran yang berbeda. "NC 212i buatan PT DI hanya boleh jual di Asia Pasific, kalau Airbus hanya boleh jual di Afrika, Amerika Timur dan Eropa. Tidak bersaing seperti dulu lagi. 

Banyak manfaatnya dan saat ini jika ada yang coba menyerang PT DI sama saja menyerang Airbus, karena kita sudah sejajar," katanya.




Detik.

Tuesday

Turki Punya Pesawat Anti Kapal Selam Buatan PT Dirgantara Indonesia


(AFB- Turki ternyata memiliki salah satu pesawat canggih buatan Indonesia yakni CN235 ASW yang diciptakan untuk mendeteksi kapal selam. CN235 ASW merupakan kependekan dari Anti-Submarine Warfare.

"Turki itu punya pesawat buatan kita yang diciptakan untuk anti kapal selam," kata Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia, Sonni Ibrahim, ketika ditemui disela acara The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia.

Dikatakan Sonni, pesawat tersebut memang didesain khusus untuk anti kapal selam karena memiliki dua buah torpedo.

"CN235 ASW ini memiliki sonar dan radar yang bisa mendeteksi keberadaan kapal selam musuh, ketika terdeteksi musuh di dalam laut, dari atas pesawat torpedo dijatuhkan dan dibelakang torpedo ada parut nya, setelah jatuh ke laut torpedo langsung mengejar musuh karena juga memiliki radar di dalamnya," ungkap Sonni.

Selain itu, Turki juga punya pesawat buatan PT DI jenis CN235 yang tidak memiliki torpedo.

"CN235 yang biasa juga beberapa dimiliki Turki, Malaysia juga ada, ini yang tanpa rudal, tapi kegunaannya untuk mendeteksi keberadaan musuh, CN235 ini seperti komando, menentukan target musuh dimana, berapa pasukan yang perlu dibawa, pesawat jenis apa yang digunakan untuk menyerang," jelas Sonni.

Namun sayangnya, negara seluas Indonesia dan produknya dibuat sendiri di dalam negeri, tetapi tidak ada satu pun jenis CN235 ASW yang dimiliki Indonesia. "Indonesia belum punya," tandas Sonni.



Thursday

Airbus Gandeng PT Dirgantara Indonesia Produksi A320 Lion Air


AFB - Pemesanan 234 unit Airbus A320 oleh maskapai Lion air membawa berkah bagi PT Dirgantara Indonesia. PT Dirgantara Indonesia sejak 2008 lalu telah menjadi pemasok dan memproduksi hidung dan bagian depan sayap ( engine pylons) berbagai varian A320.

Airbus menyatakan A320 yang diproduksi di Eropa memiliki kontribusi besar dari berbagai pemasok di seluruh dunia. Sedangkan PT Dirgantara Indonesia telah terlibat sebagai salah satu pemasok utama berbagai program Airbus.

"PT Dirgantara Indonesia telah memproduksi suku cadang untuk hidung dan bagian depan sayap A320," kata Juru Bicara Airbus dalam surat elektroniknya.kepada VIVAnews , Kamis 21 Maret 2013.

Selain A320, PT Dirgantara Indonesia juga memproduksi sayap bagian depan A380, pesawat komersil terbesar di dunia saat ini. PT Dirgantara Indonesia juga memproduksi beberapa bagian sayap A350 XWB ( extra wide body) terbaru. Pada 2012 lalu, Airbus juga telah mempercayakan PT DI untuk melakukan frame struktural metalik bagian hidung pesawat A350-1000 yang akan mulai beroperasi pada 2017 mendatang.

"Semua pesawat produksi Lion Air akan dirakit di Eropa dan akan dikirim ke Indonesia melalui fasilitas Airbus di Toulouse dan Hamburg," katanya.

Saat dikonfirmasi, Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia, Supra Dekanto, menjelaskan PT Dirgantara Indonesia telah memegang kontrak pembuatan bagian sayap A320 sejak 2008 lalu dan berlaku selama 10 tahun. Rata-rata setiap bulannya PT Dirgantara Indonesia memproduksi dan mengirim 12 bagian sayap senilai Rp7 miliar ke Inggris.

"Kontrak untuk A320 dan A380 berlaku selama 10 tahun. Sedangkan kontrak untuk bagian pesawat A350 untuk 300 unit dan itu baru permulaan," katanya.

Ia mengakui maraknya pengguna A320 di Indonesia memberikan dampak positif bagi PT Dirgantara Indonesia. PT Dirgantara Indonesia kebanjiran pesanan dari Airbus untuk membuat bagian sayap dari A320. "Untuk pembuatan sayap A350 baru permulaan, kami berharap akan ada kontrak jangka panjang," katanya.

viva.

Sunday

PT Dirgantara Indonesia Serahkan 6 Unit HelikopterBell- 412 EP ke TNI AD



Bandung (AB), Industri pertahanan dalam negeri kembali membuktikan telah memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI. Hal tersebut dibuktikan dengan diserahterimakannya enam unit Helikopter Angkut tipe Bell-412 EP produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) kepada TNI AD.

Proses serah terima ditandai dengan penandatanganan serah terima dan dokumen penyerahan enam unit Helikopter angkut oleh Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso kepada Kementerian Pertahanan dalam hal tersebut diwakili Kabarahanan Kemhan Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, Jum’at (15/3) di Hanggar Rotary Wing KP II PT DI, Bandung. Acara serah terima dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AD.

Selanjutnya dari Kemhan diserahterimakan kepada Mabes TNI yang diwakili Aslog Panglima TNI Mayjen TNI H. Hari Krisnowo, kemudian diserahkan kepada TNI AD yang diwakili Aslog Kasad Mayjen TNI P. Prastyanto, S.I.P., S.E., dan terakhir diserahkan kepada Danppuspenerbad Brigadir Jenderal Mochammad Afifudiing selaku pengguna enam unit Helikopter.

Penyerahan enam unit Helikopter Angkut type Bell-412 EP didasarkan pada Kontrak Jual Beli enam unit Helikopter Angkut No. TRAK/145/PLN/III/2012/AD tanggal 6 Maret 2012, antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan sumber dana dari Fasilitas Kredit Ekspor Tahun Anggaran 2009.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang tidak sempat hadir dalam acara tersebut dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kabaranahan Kementerian pertahanan mengatakan, dengan telah diserahkannya enam unit Helikopter Angkut Bell-412 EP dari PT Dirgantara Indonesia kepada TNI AD ini membuktikan bahwa kemampuan industri pertahanan dalam negeri khususnya PT DI ikut berperan memenuhi kebutuhan Alutsista TNI AD.

Pengadaan helikopter ini juga merupakan kepercayaan dari pemerintah terhadap kemampuan PT Dirgantara Indonesia dan merupakan bukti nyata komitmen pemerintah terhadap penggunaan produksi industri pertahanan dalam negeri.

Lebih lanjut Menteri pertahanan mengungkapkan keyakinannya bahwa PT Dirgantara Indonesia akan berupaya secara maksimal dengan komitmen yang tinggi untuk memproduksi kebutuhan Alutsista TNI AD sesuai rencana dan program yang telah ditetapkan. “Ke depan dalam rangka mendukung kemandirian produksi alutsista dalam negeri, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan, tetap concern dan terus melakukan berbagai terobosan, termasuk melakukan penyiapan perangkat lunak peraturan perundang undangan dalam mendukung pengembangan industri dalam negeri dalam rangka meminimalkan ketergantungan pengadaan Alutsista dari luar negeri”, ungkap Menteri pertahanan.

Mengakhiri sambutannya, Menteri pertahanan menyampaikan ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Direksi dan jajaran PT Dirgantara Indonesia atas penyerahan 6 unit Helikopter Serbu Bell-412 EP kepada TNI AD.

Menteri pertahanan berharap PT Dirgantara Indonesia terus dapat memacu diri meningkatkan profesionalisme, sehingga pada masa yang akan datang PT DI dapat tumbuh menjadi industri kebanggaan bangsa yang mandiri dan mampu bersaing dengan industri pertahanan. Sedangkan kepada TNI AD, Menteri pertahanan menyampaikan ucapkan selamat atas penambahan kekuatan Alutsista dengan berharap agar Alutsista tersebut dapat dioperasikan dan dipelihara dengan baik, sehingga mampu mendukung kegiatan satuan, khususnya kebutuhan operasi secara optimal.

Sementara itu,Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso berharap dengan penyerahan enam Helikopter ini akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI AD dalam menghadapi tugas tugasnya yang semakin berat.

Lebih lanjut dikatakan sejauh ini PT Dirgantara Indonesia menyadari bahwa kebutuhan Alutsista bagi TNI akan terus meningkat. Hal ini tentu sejalan dengan tantangan yang semakin beragam sehingga upaya antisipasi harus terus dioptimalkan. PT Dirgantara Indonesia, sebagai salah satu penyedia produk Alutsista, tentunya harus terus berupaya untuk dapat memenuhi tuntutan yang diminta.

Menurutnya, TNI AD selama ini merupakan pengguna terbesar helikopter - helikopter produksi PT Dirgantara Indonesia, dan di masa yang akan datang, dan PT Dirgantara Indonesia mengharapkan TNI AD akan tetap mempercayakan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan Helikopternya pada PT Dirgantara Indonesia.


Helikopter type Bell-412 EP adalah merupakan Helikopter serbaguna yang ditenagai oleh sepasang engine, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan 4 bilah rotor utama dan 2 bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk kelas menengah dan diawaki oleh 2 orang pilot dan ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang.



Sumber: DMC