AFB - Penemuan Situs prasejarah tertua dan terbesar "Gunung Padang" telah menjadi perbincangan hangat terkait usianya yang diyakini lebih tua dari situs Piramida Mesir yang hanya 2.500 SM.
Ali Akbar, Anggota Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang juga arkeolog Universitas Indonesia menegaskan, hasil riset dan pengukuran uji karbon telah mengonfirmasi situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah terbesar dan tertua di dunia.
"Dari beberapa literatur yang ada juga diskusi dengan kolega kami di luar negeri, Gunung Padang merupakan yang situs terbesar di Asia," jelas Ali usai bedah buku Situs Gunung Padang, Misteri dan Arkeologi di Gedung Krida Bhakti, Jakarta Pusat.
Bahkan kata Ali, situs prasejarah itu berpotensi menjadi situs terbesar di dunia.
"Temuan tim riset ini mengonfirmasi secara usia memang sudah pasti ini yang tertua di dunia dengan prakiraan pengukuran usia mencapai 5.200 SM," ujar dia.
Ali menjelaskan, hasil uji karbon sampel arang yang digali pada kedalaman dua meter di lapisan kedua menunjukkan usia 5.200 SM, yang berarti melebihi usia situs-situs lain di dunia, termasuk piramida di Mesir, yang berusia 2.500 SM.
Sebenarnya, dia menambahkan, tim riset Gunung Padang telah menguji karbon sampel selama dua kali di dua tempat, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Laboratorium Beta Analytic Miami, Florida, AS.
Hasilnya, sama. Usia sampel Gunung Padang diperkirakan jauh lebih tua dari Piramida Mesir. Sontak temuan ini menggemparkan dunia arkeologi internasional. Respons pun terbelah, ada yang meyakini dan ada pula yang menyangsikan itu.
Untuk itu, Ali mengatakan, tim akan mencari sampel lain untuk diuji kembali, agar lebih memantapkan hasil.
"Sebenarnya di luar negeri itu cukup sekali uji saja. Tapi, ya sudah kami akan riset cari sampel lagi untuk membuktikannya," tegas Ali.
Selama ini, tim eskavasi Situs Gunung Padang telah melakukan dua kali uji karbon sampel situs Gunung Padang. Pada tahun 2012 silam, hasil uji karbon sampel material paleosoil pada kedalaman 3,5 meter diuji di Laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Usia sampel menunjukkan 4.700 SM.
Selanjutnya, uji karbon sampel juga dilakukan di Laboratorium Beta Analytic Miami, Florida, AS. Laboratorium ini merilis sampel bawah tanah permukaan pada kedalaman 5-12 meter Gunung padang mencapai 14.500-25.000 SM.
Ia mengatakan, jika mengambil sampel pada lapisan di bawahnya, kemungkinan besar potensi usia sampel semakin tua.
"Dengan usia 5.200 SM saja, ini sudah menjadi (situs) yang tertua. Apalagi kalau semakin dalam (sampel ujinya)," kata dia.
Situs Gunung Padang Ada Sejak zaman Es?
Selain temuan arkeologi yang mengejutkan, temuan riset geologi situs Gunung Padang pun menunjukkan dugaan hal yang tidak kalah mencengangkan.
Anggota Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), yang juga ahli geologi LIPI, Danny Hilman Natawijaya mengatakan, hasil survei georadar menunjukkan lapisan terbawah atau lapisan keempat situs megalitikum itu berusia mencapai 11.000 tahun lalu.
Dany menyebutkan, lapisan keempat terdiri dari dua struktur, yakni struktur buatan peradaban dan batas atas batuan alamiah. Ia mengatakan, pada lapisan di atasnya, yaitu lapisan ketiga, hasil survei menunjukkan usia kisaran 10.000 tahun yang lalu.
"Artinya, ada kemungkinan peradaban sudah dimulai sejak 11.000 tahun lalu," kata Danny di Gedung Krida Bhakti, Jakarta Pusat, kemarin.
Ia menambahkan, hasil survei itu pada lapisan ketiga saja sudah mengejutkan banyak pihak. "Hasilnya memang melawan keyakinan ilmuan internasional, bahkan keyakinan dunia. Nah, kalau masuk lebih dalam lagi, kemungkinan lebih tidak masuk akal lagi," ujar Danny.
Bila menilik ke belakang, masa 11.000 tahun yang lalu merupakan masa peralihan antara zaman batu dengan sejarah manusia modern. Pada era itu juga menunjukkan masa zaman es.
Namun, ia mencatat peradaban yang belum diketahui membangun lapisan terbawah situs itu bisa saja lenyap terkena bencana dunia di masa lalu.
Sebab, kata Danny, sejarah populasi dunia naik dan turun dipengaruhi faktor bencana global. Misalnya, Danny menunjukkan, pada 70.000 tahun lalu, populasi manusia sudah cukup berkembang, namun luluh lantak akibat letusan Toba.
Kemudian populasi bertumbuh kembali namun bencana global datang kembali menyebabkan peradaban saat itu lenyap diterjang bencana, termasuk adanya banjir global pada masa 10.000 tahun silam.
"Pada 10.000 tahun lalu, wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Jawa masih berupa satu daratan, dengan sungai raksasa di dalamnya," papar Danny. Daratan besar itu dikenal dengan Sundaland.
Menanggapi temuan geologi itu, arkeolog Universitas Indonesia Ali Akbar mengatakan, perlu pembuktian dari penelitian lain, misalnya riset arkeologi.
Riset arkeologi saat ini baru mencermati lapisan dua. Itu pun hasilnya sudah mengejutkan beberapa pihak, usia sampel pada lapisan kedua dinyatakan lebih tua dari peradaban di dunia, salah satunya lebih tua dari Piramida Mesir.
Sains
No comments:
Post a Comment
Sorry .....
Comments received will be moderated in advance. Suggestions, Criticism and rejection can you comments it during use wise words and not SARA contains elements or word- profanity, comments will displayed.
Thanks...