AFB - Bangga sebagai bangsa Indonesia memiliki prajurit-prajurit yang terlatih, loyal dan tetap profesional dengan anggaran yang terbatas..BRAVO TNI..!!!
Pasukan KOMANDO TNI :
Pasukan KOMANDO TNI :
Kopassus TNI AD
Adalah Komando Tempur resmi organisasi pasukan khusus AD sekaligus bala pertahanan pusat TNI. Yang dimaksud adalah selain sebagai organisasi pasukan khusus yang Berdiri Sendiri, Kopassus adalah pusat pendidikan dari semua personel pasukan khusus yang berada di lingkungan AD selain Kopassus dan melaksanakan misi khusus sesuai perintah panglima TNI.
Anggota 70% berasal Korps Infanteri dan 30% dari campuran kecabangan Korps artileri, kavaleri, CPM, Kesehatan, peralatan, perhubungan, Ajudan Jenderal, Intendant , Keuangan dan Angkutan. Kopassus mempunyai satuan penanggulangan teror yang dikenal dengan nama SAT 81 GULTOR dan Group khusus Intelijen Sandhi Yudha
Perbandingan di luar negeri : Green Berrets dan SAS Inggris
Sat 81 Gultor setara dengan Delta Force ( US ARMY walaupun anggota Delta konon ada yang berasal dari US NAVY )
Korpaskhas TNI AU
Adalah korps kecabangan pasukan lintas udara dalam TNI Angkatan Udara. Dalam perkembangannya pasukan LINUD AU ini berkembang menjadi salah satu pasukan yang bersifat KHUSUS dalam lingkungan TNI ditandai dengan munculnya konsep pelatihan komando dan brevet komando yang diadaptasi dari pendidikan komando Kopassus yang kemudian di upgrade oleh para petinggi paskhas sehingga pas untuk kebutuhan AU.
Sesuai Namanya Pasukan ini melaksanakan tugas khusus "khas" matra udara. Prajurit direkrut langsung dari tamtama dan bintara muda ( PK ) dan Sumber perwira diambil dari berbagai korps kecabangan dalam AU.
Korpaskhasau mempunyai Detasemen Bravo sebagai Detasemen Khusus Penanggulangan Teror khususnya di wilayah matra udara.
Perbandingan di luar negeri : USAF Special Tactic dan PVO ( Pasukan Pertahanan Udara Rusia)
Pasukan khusus TNI (Irreguler)
Kopaska
Adalah organisasi "combat frogmen" resmi satu satunya dalam tubuh TNI. Kopaska adalah "Kopassus di alam bawah air" dalam operasi peperangan laut - amfibi. Anggota awal Kopaska memang adalah anggota Kopassus AD ( RPKAD ). Kopaska adalah pemegang "lisensi" dalam TNI untuk urusan underwater combat dan combat scuba. Semua unsur pasukan khusus TNI maupun pasukan reguler yang ingin memperdalam kemampuan selam tempur dan demolisi bawah air ( UDT ) berguru kepada KOPASKA.
Prajurit KOPASKA direkrut dari pelaut, tehnisi atau prajurit AL ( non Marinir ) yang pernah bertugas di kapal perang. Hal ini disesuaikan dengan integrasi KOPASKA dalam SSAT ( Sistem Senjata Armada Terpadu ) Naval Warfare secara utuh. Berkaitan dengan sabotase bawah air (lepas pantai), operasi amfibi, penyapu ranjau dan perintis operasi amfibi bagi AL ( diterjunkan bersama Yon Taifib Marinir) dan operasi pengintaian.
Apabila KOPASKA punya 1 KOmandan Pusat ( DANSATPASKA ) berpangkat Jenderal Bintang 1 ( LAKSMA ) maka KOPASKA berhak menyandang nama pasukan KOMANDO. Kultur KOPASKA sangat lekat dengan 2 saudaranya Kopassus dan Paskhas...yaitu Lipatan lengan panjang baju PDL loreng dilipat ke luar seperti halnya lipatan baju PDL AD dan AU.
KOPASKA punya 2 detasemen gultor di wilayah barat dan timur dan 1 unit gultor gabungan dengan Personel korps Marinir yang dikenal dengan nama Detasemen Jala Mengkara
Perbandingan di luar negeri : US NAVY SEAL dan SBS ( Inggris)
Raider
Pasukan ini adalah konsep pengembangan Infanteri Gaya Baru pada awalnya. Pada masa awalnya, Raider adalah pasukan yang diciptakan untuk bisa digunakan dengan keadaan minimal tetapi hasilnya maksimal. Aplikasi saat itu adalah pasukan pemukul reaksi cepat dan peperangan hutan serta patroli panjang.
Pasukan pertama yang berkualifikasi Raider adalah Batalyon 401 dan Batalyon 328. Setelah KOSTRAD terbentuk, menu latihan kualifikasi raider adalah mutlak bagi tiap personel LINUD KOSTRAD. Tetapi pertengahan tahun 1968, Kualifikasi Raider mulai terbuka untuk Yonif non KOSTRAD maupun lingkungan SATBANPUR dan Administrasi. Perlu dicatat saat itu tidak ada pendidikan kecabangan Infanteri setelah Pendidikan Pertama untuk semua golongan.
Pelajaran Infanteri didapat ketika prajurit telah berda dalam kesatuannya masing2. Awal tahun 1980-an Batalyon berkualifikasi Raider dihapus tanpa sebab yang jelas. Tetapi bagi satuan satuan yang dulunya adalah satuan RAIDER, tetap menerapkan pelatihan ini secara intern kepada Prajurit baru sebagai syarat menjadi warga batalyon.
Sesuai tuntutan tugas TNI, maka kualifikasi Raider dihidupkan kembali dan di "up grade" dengan pola pertempuran modern tentang perang anti gerilya, perang berlarut, dan CQB ditambah konsep baru yaitu " Pasukan MOBUD" alias Air Assault. Pasukan dipelajari tehnik rappeling dari heli dengan benar. Khusus Raider Para ( yang berasal dari Yonif Linud KOSTRAD ) mendalami tentang combat troops dengan benar dan sabotase pangkalan udara. Personel Raider masih diseleksi lagi oleh Kopassus untuk
mendalami Penanggulangan Teror. Menjadi pasukan CQB , mendalami pertempuran kota dan kontra teroris + penyelamatan sandera. Terdapat 10 Batalyon Raider di tiap KODAM dan 2 Divisi KOSTRAD + unit Gultor Raider Makostrad (Gabungan KOSTRAD)
Perbandingan luar negeri : US ARMY RANGER
Ton Tai Pur KOSTRAD
Pasukan berbentuk peleton ( 3 Peleton) ini dikhususkan untuk pengintaian tempur ( darat, laut dan udara), pengintaian jarak jauh, perang hutan dan anti gerilya. Berada di bawah kendali Detasemen Intelijen KOSTRAD. Ton Tai Pur dididik oleh Kopassus, KOPASKA dan KOSTRAD sendiri. Hal ini terkait dengan penjabaran tugas yang kompleks dalam pengintaian tempur utamanya untuk kepentingan pasukan KOSTRAD.
Dalam pengembangannya TON TAI PUR diajarkan pula menjadi pasukan gultor yang bisa dioperasikan di wilayah perkotaan. Anggota Ton Tai Pur DIREKRUT DARI ANGGOTA TON TAI KAM DI SETIAP BRIGADE INFANTERI LINUD / LINMED KOSTRAD. Seluruh prajurit Ton Tai Pur harus mempunyai brevet PARA. Kelebihan Ton tai Pur dibandingkan dengan Taifib Marinir adalah medan penugasan yang lebih luas karena bernaung dalam matra darat ( Jend Ryamizard Ryachudu Pendiri Ton Tai Pur)
Perbandingan luar negeri : Sayeret mat'kal "The Unit" ( Israel ) dan Special Mission Battalion South Korean Army.
Yon Taifib Marinir
Pasukan ini dibentuk dengan konsep awal pengintaian pantai untuk kepentingan operasi amfibi korps marinir. Kemudian berkembang menjadi sekaligus pasukan penyerang apabila diperlukan. Karena itulah maka pasukan marinir yang satu ini diakui menjadi salah satu elit forces TNI.
Pasukan ini dibagi dalam 2 batalyon ( pasmar 1 dan 2 ) dan anggotanya direkrut dari anggota marinir ( khususnya infanteri ,artileri dan kavaleri) yang telah bertugas min 2 tahun di korps marinir dan pernah bertugas tempur minimal 1 kali. Juga fisik dan stamina , pengetahuan militer, kualifikasi menembak, brevet para, water jump, IQ diatas rata-rata.
Perbandingan luar negeri : US Marines Force Recon, 3rd Commando Marines ( Inggris )
Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90)
Terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara.
Pembentukan
Dari dasar ini, Bravo 90 diarahkan menjalankan tugas intelijen dalam rangka mendukung operasi udara, menetralisir semua potensi kekuatan udara lawan serta melaksanakan operasi-operasi khusus sesuai kebijakan Panglima TNI.
Perbandingan di luar negeri : USAF Special Tactic dan PVO ( Pasukan Pertahanan Udara Rusia)
Pasukan khusus TNI (Irreguler)
Kopaska
Adalah organisasi "combat frogmen" resmi satu satunya dalam tubuh TNI. Kopaska adalah "Kopassus di alam bawah air" dalam operasi peperangan laut - amfibi. Anggota awal Kopaska memang adalah anggota Kopassus AD ( RPKAD ). Kopaska adalah pemegang "lisensi" dalam TNI untuk urusan underwater combat dan combat scuba. Semua unsur pasukan khusus TNI maupun pasukan reguler yang ingin memperdalam kemampuan selam tempur dan demolisi bawah air ( UDT ) berguru kepada KOPASKA.
Prajurit KOPASKA direkrut dari pelaut, tehnisi atau prajurit AL ( non Marinir ) yang pernah bertugas di kapal perang. Hal ini disesuaikan dengan integrasi KOPASKA dalam SSAT ( Sistem Senjata Armada Terpadu ) Naval Warfare secara utuh. Berkaitan dengan sabotase bawah air (lepas pantai), operasi amfibi, penyapu ranjau dan perintis operasi amfibi bagi AL ( diterjunkan bersama Yon Taifib Marinir) dan operasi pengintaian.
Apabila KOPASKA punya 1 KOmandan Pusat ( DANSATPASKA ) berpangkat Jenderal Bintang 1 ( LAKSMA ) maka KOPASKA berhak menyandang nama pasukan KOMANDO. Kultur KOPASKA sangat lekat dengan 2 saudaranya Kopassus dan Paskhas...yaitu Lipatan lengan panjang baju PDL loreng dilipat ke luar seperti halnya lipatan baju PDL AD dan AU.
KOPASKA punya 2 detasemen gultor di wilayah barat dan timur dan 1 unit gultor gabungan dengan Personel korps Marinir yang dikenal dengan nama Detasemen Jala Mengkara
Perbandingan di luar negeri : US NAVY SEAL dan SBS ( Inggris)
Raider
Pasukan ini adalah konsep pengembangan Infanteri Gaya Baru pada awalnya. Pada masa awalnya, Raider adalah pasukan yang diciptakan untuk bisa digunakan dengan keadaan minimal tetapi hasilnya maksimal. Aplikasi saat itu adalah pasukan pemukul reaksi cepat dan peperangan hutan serta patroli panjang.
Pasukan pertama yang berkualifikasi Raider adalah Batalyon 401 dan Batalyon 328. Setelah KOSTRAD terbentuk, menu latihan kualifikasi raider adalah mutlak bagi tiap personel LINUD KOSTRAD. Tetapi pertengahan tahun 1968, Kualifikasi Raider mulai terbuka untuk Yonif non KOSTRAD maupun lingkungan SATBANPUR dan Administrasi. Perlu dicatat saat itu tidak ada pendidikan kecabangan Infanteri setelah Pendidikan Pertama untuk semua golongan.
Pelajaran Infanteri didapat ketika prajurit telah berda dalam kesatuannya masing2. Awal tahun 1980-an Batalyon berkualifikasi Raider dihapus tanpa sebab yang jelas. Tetapi bagi satuan satuan yang dulunya adalah satuan RAIDER, tetap menerapkan pelatihan ini secara intern kepada Prajurit baru sebagai syarat menjadi warga batalyon.
Sesuai tuntutan tugas TNI, maka kualifikasi Raider dihidupkan kembali dan di "up grade" dengan pola pertempuran modern tentang perang anti gerilya, perang berlarut, dan CQB ditambah konsep baru yaitu " Pasukan MOBUD" alias Air Assault. Pasukan dipelajari tehnik rappeling dari heli dengan benar. Khusus Raider Para ( yang berasal dari Yonif Linud KOSTRAD ) mendalami tentang combat troops dengan benar dan sabotase pangkalan udara. Personel Raider masih diseleksi lagi oleh Kopassus untuk
mendalami Penanggulangan Teror. Menjadi pasukan CQB , mendalami pertempuran kota dan kontra teroris + penyelamatan sandera. Terdapat 10 Batalyon Raider di tiap KODAM dan 2 Divisi KOSTRAD + unit Gultor Raider Makostrad (Gabungan KOSTRAD)
Perbandingan luar negeri : US ARMY RANGER
Ton Tai Pur KOSTRAD
Pasukan berbentuk peleton ( 3 Peleton) ini dikhususkan untuk pengintaian tempur ( darat, laut dan udara), pengintaian jarak jauh, perang hutan dan anti gerilya. Berada di bawah kendali Detasemen Intelijen KOSTRAD. Ton Tai Pur dididik oleh Kopassus, KOPASKA dan KOSTRAD sendiri. Hal ini terkait dengan penjabaran tugas yang kompleks dalam pengintaian tempur utamanya untuk kepentingan pasukan KOSTRAD.
Dalam pengembangannya TON TAI PUR diajarkan pula menjadi pasukan gultor yang bisa dioperasikan di wilayah perkotaan. Anggota Ton Tai Pur DIREKRUT DARI ANGGOTA TON TAI KAM DI SETIAP BRIGADE INFANTERI LINUD / LINMED KOSTRAD. Seluruh prajurit Ton Tai Pur harus mempunyai brevet PARA. Kelebihan Ton tai Pur dibandingkan dengan Taifib Marinir adalah medan penugasan yang lebih luas karena bernaung dalam matra darat ( Jend Ryamizard Ryachudu Pendiri Ton Tai Pur)
Perbandingan luar negeri : Sayeret mat'kal "The Unit" ( Israel ) dan Special Mission Battalion South Korean Army.
Yon Taifib Marinir
Pasukan ini dibentuk dengan konsep awal pengintaian pantai untuk kepentingan operasi amfibi korps marinir. Kemudian berkembang menjadi sekaligus pasukan penyerang apabila diperlukan. Karena itulah maka pasukan marinir yang satu ini diakui menjadi salah satu elit forces TNI.
Pasukan ini dibagi dalam 2 batalyon ( pasmar 1 dan 2 ) dan anggotanya direkrut dari anggota marinir ( khususnya infanteri ,artileri dan kavaleri) yang telah bertugas min 2 tahun di korps marinir dan pernah bertugas tempur minimal 1 kali. Juga fisik dan stamina , pengetahuan militer, kualifikasi menembak, brevet para, water jump, IQ diatas rata-rata.
Perbandingan luar negeri : US Marines Force Recon, 3rd Commando Marines ( Inggris )
Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90)
Terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara.
Pembentukan
Dari dasar ini, Bravo 90 diarahkan menjalankan tugas intelijen dalam rangka mendukung operasi udara, menetralisir semua potensi kekuatan udara lawan serta melaksanakan operasi-operasi khusus sesuai kebijakan Panglima TNI.
Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit, 1 perwira, 3 bintara, 30 tamtama. Entah kenapa, sejak dibentuk hingga akhir 1990-an, hampir tak pernah terdengar nama Bravo. Dalam masa "vakum" itu, anggotanya dilebur ke dalam Satuan Demonstrasi dan Latihan (Satdemolat) Depodiklat Paskhas. Baru pada 9 September 1999, dilaksanakan upacara pengukuhan Detasemen Bravo dengan penyerahan tongkat komando.
Pelatihan
Prajurit Bravo diambil dari prajurit para-komando terbaik. Setiap angkatan direkrut 5-10 orang. Untuk mengasah kemampuan antiteror, latihan dilakukan di pusat latihan serbuan pesawat GMF Sat-81 Gultor, latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan UDT (under water demolition) di sarana latihan Kopaska, latihan penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri, serta latihan anti-teror, terjun payung, HALO/HAHO dan demolisi di pusat pelatihan Special Air Service, Britania Raya
Detasemen Bravo 90 terbilang paling muda. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsistanya di darat daripada harus bertempur di udara.
Perbandingan luar negeri : NAVY SEALS
DENJAKA
Sekilas DENJAKA :
Menelusuri sejarah Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), bermula pada 4 Nopember 1982, ketika KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.
Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Intai Amfibi (Taifib) dan Pasukan Katak (Paska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13-11-1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Kormar yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.
Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara.
Secara umum materi pendidikan yang di ajarkan pada anggota Denjaka tidak banyak beda dengan unit unit komando lainnya di lingkungan TNI. Bedanya, karena ruang lingkup tugas dan operasinya lebih banyak di laut maka selain harus menguasai teknik pencapaian sasaran dengan cara lintas udara (airborne) baik menggunakan metode Static line maupun HAHO (High Altitude High Opening) serta HALO (High Altitude Low Opening) mereka juga harus berkualifikasi Combat Diver (Selam Tempur).
Selain itu mereka juga harus menguasai lintas atas air senyap baik dengan berenang (Combat Swimmer) maupun dengan Rubber Boat dengan LCR (Landing Craft Rubber) maupun RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Pendek kata mereka harus menguasai kemampuan tempur matra Laut, Darat dan Udara (SEAL). Pasukan ini selain menguasai ilmu keprajuritan, para anggota Denjaka juga diajarkan dasar–dasar ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus.
Sebelum menyerang biasanya di kirim tim pendahulu yang bertindak sebagai negosiator ataupun pengumpul data intelejen tentang kemampuan, kekuatan, taktik, profil psikologis dan kelemahan para terrorist.
Unit serbu terdiri dari 3 team yaitu team permukaan (atas air), team bawah air, dan team lintas udara (airborne). Masing masing team berkekuatan 12 orang prajurit dengan spesialiasi macam macam. Sekalipun mereka memiliki spesialisasi beragam seperti Penjinakan bahan peledak (EOD), Komunikasi Elektronika, Medis, dan Intelejen, namun pada dasarnya mereka semua adalah generalis yang mampu melaksanakan berbagai macam tugas dalam berbagai situasi.
Dalam sebuah operasi counter terrorist, unsur kecepatan dan pendadakan adalah kunci dari keberhasilan misi. Dengan kecepatan dan pendadakan seringkali dapat di hindarkan jatuhnya korban dan kerusakan yang lebih besar. Untuk itu pasukan ini harus benar benar terlatih dengan baik, di bekali pengetahuan dan kemampuan yang cukup dan di perlengkapi dengan perlengkapan dan persenjataan yang memadai.
Persenjataan yang sering dipakai oleh pasukan ini antara lain Pistol SIG SAUER P-226 dan P-228 kaliber 9 mm, Browning HP kaliber 9 mm, Sub Machine Gun UZI caliber 9 mm buatan Israel, H$K MP-5 (macam – macam varian) buatan Jerman, senapan serbu AK-47 (Russia), M-16 (USA), senapan runduk SG-550 (Swiss).
Pelatihan
Prajurit Bravo diambil dari prajurit para-komando terbaik. Setiap angkatan direkrut 5-10 orang. Untuk mengasah kemampuan antiteror, latihan dilakukan di pusat latihan serbuan pesawat GMF Sat-81 Gultor, latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan UDT (under water demolition) di sarana latihan Kopaska, latihan penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri, serta latihan anti-teror, terjun payung, HALO/HAHO dan demolisi di pusat pelatihan Special Air Service, Britania Raya
Detasemen Bravo 90 terbilang paling muda. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsistanya di darat daripada harus bertempur di udara.
Perbandingan luar negeri : NAVY SEALS
DENJAKA
Sekilas DENJAKA :
Menelusuri sejarah Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), bermula pada 4 Nopember 1982, ketika KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.
Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Intai Amfibi (Taifib) dan Pasukan Katak (Paska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13-11-1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Kormar yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.
Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara.
Secara umum materi pendidikan yang di ajarkan pada anggota Denjaka tidak banyak beda dengan unit unit komando lainnya di lingkungan TNI. Bedanya, karena ruang lingkup tugas dan operasinya lebih banyak di laut maka selain harus menguasai teknik pencapaian sasaran dengan cara lintas udara (airborne) baik menggunakan metode Static line maupun HAHO (High Altitude High Opening) serta HALO (High Altitude Low Opening) mereka juga harus berkualifikasi Combat Diver (Selam Tempur).
Selain itu mereka juga harus menguasai lintas atas air senyap baik dengan berenang (Combat Swimmer) maupun dengan Rubber Boat dengan LCR (Landing Craft Rubber) maupun RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Pendek kata mereka harus menguasai kemampuan tempur matra Laut, Darat dan Udara (SEAL). Pasukan ini selain menguasai ilmu keprajuritan, para anggota Denjaka juga diajarkan dasar–dasar ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus.
Sebelum menyerang biasanya di kirim tim pendahulu yang bertindak sebagai negosiator ataupun pengumpul data intelejen tentang kemampuan, kekuatan, taktik, profil psikologis dan kelemahan para terrorist.
Unit serbu terdiri dari 3 team yaitu team permukaan (atas air), team bawah air, dan team lintas udara (airborne). Masing masing team berkekuatan 12 orang prajurit dengan spesialiasi macam macam. Sekalipun mereka memiliki spesialisasi beragam seperti Penjinakan bahan peledak (EOD), Komunikasi Elektronika, Medis, dan Intelejen, namun pada dasarnya mereka semua adalah generalis yang mampu melaksanakan berbagai macam tugas dalam berbagai situasi.
Dalam sebuah operasi counter terrorist, unsur kecepatan dan pendadakan adalah kunci dari keberhasilan misi. Dengan kecepatan dan pendadakan seringkali dapat di hindarkan jatuhnya korban dan kerusakan yang lebih besar. Untuk itu pasukan ini harus benar benar terlatih dengan baik, di bekali pengetahuan dan kemampuan yang cukup dan di perlengkapi dengan perlengkapan dan persenjataan yang memadai.
Persenjataan yang sering dipakai oleh pasukan ini antara lain Pistol SIG SAUER P-226 dan P-228 kaliber 9 mm, Browning HP kaliber 9 mm, Sub Machine Gun UZI caliber 9 mm buatan Israel, H$K MP-5 (macam – macam varian) buatan Jerman, senapan serbu AK-47 (Russia), M-16 (USA), senapan runduk SG-550 (Swiss).
Secara umum setiap anggota Denjaka harus mahir menggunakan senjata apa saja dari pisau hingga semua jenis senapan serbu dan bahkan mampu menggunakan benda benda yang tidak lazim dipakai sebagai senjata menjadi senjata yang berdaya bunuh tinggi dan cepat. Selain persenjataan, Denjaka dalam operasinya juga dilengkapi sejumlah peralatan pendukung seperti Perahu karet bermotor, peralatan scuba (open Circuit dan Closed Circuit), peralatan terjun, dll.
Karena tugas yang diemban sangatlah khusus maka pasukan ini pun selalu di penuhi kerahasiaan dan bahkan sejak awal di bentuk, seolah olah tidak diakui keberadaannya di lingkungan TNI. Bahkan misi misi yang dilaksanakan pun tidak dicatat resmi oleh Mabes TNI.
Salah satu keberhasilan pasukan ini adalah ketika melakukan penyelidikan kasus penculikan Mayor (Mar) Edianto Abbas yang menjabat komandan Satgas Rencong Sakti XI yang dilakukan di desa Cot Trieng Baroh, Lhokseumawe pada dinihari tanggal 5 Januari 1999.
Team Denjaka yang terdiri dari 3 orang di bawah pimpinan Let.Kol (Mar) Alfan Baharuddin bekerja dalam penyamaran yang sempurna ketika mengumpulkan data intelejen (intelligence gathering). Akhirnya jenazah Mayor (Mar) Eddianto Abbas dan seorang anggota Kodim 0103 Aceh Utara dapat ditemukan di dalam sebuah lubang sedalam 75 cm dengan kondisi menyedihkan setelah dikubur selama 82 hari.
Saat ini pembinaan pasukan Denjaka berada di bawah Komandan Jenderal Korps Marinir.
Untuk menjadi anggota Denjaka, seorang calon harus berkualifikasi Intai Amfibi dan memenuhi persyaratan persyaratan berat lainnya di antaranya adalah kemampuan fisik dan intelejensia yang di atas rata rata.
Mempunyai Militer yang kuat otomatis akan menjadi NEGARA KUAT !!! oleh karena itu Bravo TNI, jayalah Selalu .
Karena tugas yang diemban sangatlah khusus maka pasukan ini pun selalu di penuhi kerahasiaan dan bahkan sejak awal di bentuk, seolah olah tidak diakui keberadaannya di lingkungan TNI. Bahkan misi misi yang dilaksanakan pun tidak dicatat resmi oleh Mabes TNI.
Salah satu keberhasilan pasukan ini adalah ketika melakukan penyelidikan kasus penculikan Mayor (Mar) Edianto Abbas yang menjabat komandan Satgas Rencong Sakti XI yang dilakukan di desa Cot Trieng Baroh, Lhokseumawe pada dinihari tanggal 5 Januari 1999.
Team Denjaka yang terdiri dari 3 orang di bawah pimpinan Let.Kol (Mar) Alfan Baharuddin bekerja dalam penyamaran yang sempurna ketika mengumpulkan data intelejen (intelligence gathering). Akhirnya jenazah Mayor (Mar) Eddianto Abbas dan seorang anggota Kodim 0103 Aceh Utara dapat ditemukan di dalam sebuah lubang sedalam 75 cm dengan kondisi menyedihkan setelah dikubur selama 82 hari.
Saat ini pembinaan pasukan Denjaka berada di bawah Komandan Jenderal Korps Marinir.
Untuk menjadi anggota Denjaka, seorang calon harus berkualifikasi Intai Amfibi dan memenuhi persyaratan persyaratan berat lainnya di antaranya adalah kemampuan fisik dan intelejensia yang di atas rata rata.
Mempunyai Militer yang kuat otomatis akan menjadi NEGARA KUAT !!! oleh karena itu Bravo TNI, jayalah Selalu .
.. KOMANDO!!!
(militer)
Keyword: Komando, TNI, Pasukan Khusus, Kopassus, Kopaskhas, Denjaka, Raider, Kostrad, Kopaska, Den Bravo 90, Marinir.
(militer)
Keyword: Komando, TNI, Pasukan Khusus, Kopassus, Kopaskhas, Denjaka, Raider, Kostrad, Kopaska, Den Bravo 90, Marinir.
No comments:
Post a Comment
Sorry .....
Comments received will be moderated in advance. Suggestions, Criticism and rejection can you comments it during use wise words and not SARA contains elements or word- profanity, comments will displayed.
Thanks...